Wall Street Bervariasi ditengah Ketegangan AS dan China

Bursa saham Wall Street pada perdagangan hari ini Kamis 7 Mei 2020 bergerak bervariasi seiring investor merasa cemas akan memanasnya hubungan kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia Amerika Serikat dan China gara-gara pandemi covid-19.

Dikutip dari laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 218.45 poin atau 0,91 % menjadi 23,664.64. Sementara, indeks Komposit Nasdaq menguat 0,51% menjadi 8.854,39 dan Indeks S&P 500 melemah sebesar 20,02 poin atau 0,70 % menjadi 2,848.42.

Seperti yang di kutip Reuters, Investor semakin khawatir karena Donald Trump Presiden AS mengatakan China ada kemungkinan melakukan pelanggaran kesepakatan dalam perjanjian damai dagang fase I yang ditulis pertengahan Januari lalu. ‘China mungkin saja bisa atau tidak bisa memenuhi kesepakatan.

Namun, Cina tidak mau kalah, China pun melontarkan balasan dengan menuding AS tidak becus dalam menangani kasus wabah covid-19.

Dalam kurun waktu belakangan ini, hubungan kedua negara antara Amerika Serikat dan China telah kembali memanas akibat pandemi covid-19. Trump dalam sebuah pernyataannya telah menyalahkan Negeri Tirai Bambu atas wabah covid-19 ini, dan melontarkan ancaman akan kembali mengenakan bea masuk produk barang dari China.

Data yang telah dirilis Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, Jumlah pasien positif corona per 6 Mei 2020 total adalah 3.588.733 orang, dan Amerika Serikat kini menjadi negara dengan pasien positif covid-19 terbanyak di dunia, AS menduduki posisi terbanyak yaitu 32,63% atau 1.171.185 orang.

Memanasnya kembali hubungan antara kedua negara besar AS dan China serta risiko kembalinya perang dagang kedua negara membuat investor ketar-ketir.

Disisi lain, Harga minyak jenis Brent berjangka melemah 2,2% menjadi US$ 30,3 per barel sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 3,2% menjadi US$ 23,78 per barel.

Kekhawatiran atas kelebihan pasokan minyak karena pandemi COVID-19 terus menekan permintaan yang membuat harga minyak kembali melemah.

Kilang di AS juga telah mengurangi jumlah minyak mentah yang diproduksi, Pengilangan kilang AS turun selama empat pekan berturut-turut yang mencapai 12,8 juta barel per hari (bph) yang berakhir 17 April, Kata EIA dalam sebuah pernyataan.

EIA juga melaporkan, Bahwa di AS dalam keadaan darurat nasional sejak di umukan 13 Maret hingga 24 April bahwa konsumsi bensin di negara itu turun ke posisi terendah sejak 1991.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment