Saat ini reksadana telah menjadi salah satu bentuk investasi yang mulai populer dan diminati oleh banyak orang. Selain aman, instrumen ini juga membuat Anda bisa memilih tipe mana yang paling sesuai dengan Anda. Jika ingin selalu mengikuti kaidah agama, maka Anda bisa memilih reksadana syariah. Namun apa yang berbeda dari bentuk syariah dengan reksadana yang konvensional dan sudah dikenal lebih dulu dibandingkan produk yang bersyariah ini.
Apa Poin yang Menjadi Titik Perbedaan Antara Reksadana Syariah Dengan Konvensional?
Bagi para pemula, reksadana merupakan salah satu bentuk investasi yang tepat karena ini artinya adalah menghimpun dana yang kemudian dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian ditanamkan kembali ke dalam berbagai produk investasinya seperti pasar uang, obligasi dan saham. Khusus yang ada di Indonesia, reksadana tersedia dalam bentuk konvensional dan juga reksadana syariah. Meskipun keduanya terlihat sama, namun tetap ada perbedaan antara lain:
Baca Juga : List Broker Forex Islam Terbaik Penyedia Akun Syariah (Free Swap)
- Peran dari manajer investasi
Di dalam reksadana terdapat suatu profesi yang lebih dikenal dengan manajer investasi. Tugas mereka di dalam investasi ini adalah untuk dapat menentukan nilai saham sekaligus membantu dalam memperoleh kepastian sekaligus legalitas dari investasi ini. namun bila berbeda tentang manajer investasi konvensional dan syariah, rupanya tugas manajer ini akan berbeda. Jika Anda memilih yang sistem konvensional, maka manajer juga akan menanggung resiko sesuai dengan prinsip kerja sama yang telah berlaku di awal. Sementara jika memilih sistem syariah, maka manajer investasi sama sekali tidak menanggung kerugian apapun. Jika investasi dinilai gagal, maka hanya investor atau pemodal yang akan menanggung semua kerugian tersebut.
- Kalkulasi dalam pembagian keuntungan
Perbedaan antara reksadana konvensional dan juga syariah juga dapat terlihat dari adanya perhitungan untuk pembagian keuntungan. Keuntungan yang diberikan dari bentuk dana konvensional ini menerapkan cara dari pembagian untung diantara investor dengan manajer investasi yang perhitungannya akan dilakukan melalui perkembangan nilai suku bunga. Sementara bagi Anda yang memilih versi syariah, pembagian untung ini akan dihitung sesuai dengan adanya ketentuan dari syariah agama dan juga kesepakatan bersama.
- Sistem syariah diawai oleh lebih dari satu badan pengelola
Bagi mereka yang memilih reksadana konvensional, maka semua kegiatannya akan dibawah pengawasan dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. Pengawasan ini akan disesuaikan dengan adanya mekanisme dari market atau pasar dengan faktor yang lain sesuai kondisi ekonomi saat ini. Namun jika memilih sistem syariah, maka mereka diawasi oleh DPS atau Dewan Pengawas Syariah juga. Dewan ini mempunyai tanggung jawab untuk dapat memastikan jika pengelolaan dari reksadana ini sudah sesuai dengan syariat agama. Namun, untuk regulasi dari dana investasinya tetap akan diserahkan langsung pada OJK yang menjadi regulator yang akan menyiapkan semua bentuk investasi di seluruh negeri.
Jika melihat dari keunggulan yang dimiliki oleh investasi syariah dalam bentuk reksadana ini, maka hal yang paling unggul itu terletak pada semua prinsip syariah yang menjadi pedomannya. Anda harus tahu jika sesungguhnya prinsip syariah yang dijadikan landasan dalam pasar modal itu justru menggambarkan yang sesungguhnya kondisi paling ideal dari sebuah perusahaan yang sangat sehat. Perusahaan yang sehat pasti jauh dari yang namanya ancaman kebangkrutan.
Baca Juga : Tips Trading Forex dengan Modal Minim Cocok Bagi Pemula
Jika kondisi dari perusahaan sehat, maka otomatis akan ada kecenderungan pengembalian investasinya pun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saham lainnya. Karena itulah, berinvestasi di dalam reksadana syariah ini jelas resikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bentuk konvensionalnya. Namun bukan berarti bebas dari resiko sepenuhnya. Hanya saja, kemungkinan resiko itu munculnya jauh lebih kecil dibandingkan sistem konvensional.
Silahkan beri penilaian untuk artikel ini: