4 Panduan Mencegah Terjadinya Kerugian Investasi Reksadana

Apakah Anda memandang kinerja investasi reksadana nol melulu, ataupun malah merah terus? Tidak usah khawatir, sebab kerugian masih bisa dihindari. Coba perhatikan 3 panduan dasar ini supaya investasi reksadana Anda tidak terjerumus dalam kerugian yang tidak diinginkan.

Panduan Mencegah Terjadinya Kerugian Investasi Reksadana

1. Tanamkan Dana Investasi Secara Bertahap

Untuk investor pendatang baru barangkali kurang menguasai analisis fundamental, teknikal, serta bermacam-macam pengamatan pasar lainnya, investasi secara bertahap itu lebih baik daripada beriinvestasi langsung dalam nominal besar dalam satu waktu. Kenapa? Sebab investor pendatang baru mungkin tidak bisa memilah timing terbaik buat berinvestasi.

Baca Juga : Investasi jangka panjang yang menguntungkan untuk masa depan

Pergerakan pasar selalu bergerak secara fluktuatif, kadangkala naik dan kadang turun. Dengan berinvestasi secara bertahap, Anda dapat mendapatkan harga rata- rata yang boleh jadi lebih baik dibanding beli dalam jumlah besar sekaligus tetapi pada waktu yang salah.

Gimana triknya supaya investasi bisa bertahap? Anda dapat mengendalikan autodebet langsung dari rekening tabungan bank ke rekening reksadana. Anda pulalah bisa secara disiplin menanamkan nominal dana tertentu ke dalam rekening reksadana Anda.

2. Jangan Menjual Reksadana Dikala Kinerjanya Sedang Memerah

Seminggu sehabis beli reksadana, kinerjanya menghijau(naik). Namun, Setelah berjalan sebulan kok memerah(turun)? Melihat suasana semacam itu, jangan terburu-buru melepas reksadana Anda. Sepanjang Manajer Investasi terjamin kredibelnya serta aset investasinya bagus, Maka kinerja reksadana itu masih dapat pulih kembali. Santai saja. Anda hanya perlu melanjutkan menanamkan dana investasi secara bertahap seperti pada poin sebelumnya.

3. Reksadana Bisa Saja Dibubarkan

Perihal yang membuat reksadana bisa dibubarkan ataupun terjadi likuidasi yang dilakukan oleh Manajer Investasi(MI) diakibatkan oleh nilai aktiva bersih reksadana menjadi kurang dari Rp 25 miliyar sepanjang 90 hari secara berturut-turut. Resiko likuiditas ini sering membuat calon investor jadi ragu untuk memulai investasinya.

Gimana cara untuk minimalisasi resiko kerugian dari pembubaran reksadana ini? Anda bisa memilih reksadana yang mempunyai kinerja yang baik, Anda dapat melihatnya dari nilai aktiva bersih reksadana yang besar. Hal ini menunjukan besaran dana kelolaan yang dikelola oleh Manajer Investasi(MI).

Bila Anda memilah reksadana yang mempunyai nilai aktiva bersih yang besar, hal ini semakin baik untuk menghindari diri dari risiko kerugian yaitu pembubaran reksadana oleh Manajer Investasi (MI).

4. Koleksi Sebagian Produk Reksadana dari Manajer Investasi yang Berbeda

Panduan terakhir ini berhubungan dengan ‘diversifikasi, ialah menaruh aset investasi yang berbeda-beda tidak hanya pada satu tempat supaya risikonya lebih berimbang. Diibaratkan jangan menaruh seluruh telur dalam satu keranjang, sebab bila nanti keranjangnya jatuh maka seluruh telur bisa pecah semua dalam waktu yang sama.

Baca Juga : Jenis investasi jangka pendek yang memberikan untung lebih cepat

Nah, coba Anda bisa bayangkan bila cuma berinvestasi pada satu tipe produk reksadana saja, Namun setelah itu kinerjanya menyusut. Dalam situasi tersebut, Anda tentu mengalami kerugian. Tetapi, bila Anda telah berinvestasi dalam beberapa jenis produk reksadana, Maka ada kemungkinan satu naik, satu turun, sehingga kerugian secara dapat dihindari secara keseluruhan. Diversifikasi juga bisa melindungi Anda dari resiko Manajer Investasi(MI) yang berkinerja kurang baik.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment