Harga minyak pada Kamis petang 25 Mei 2023 melemah lebih dari 3%, ditengah ketidakpastian atas plafon utang AS yang terus berlanjut dengan tenggat waktu mencapai kesepakatan utang pada Juni.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka AS merosot tajam 3,56% menjadi $71,69 per barel. Sedangkan, Harga minyak Brent Berjangka turun 3,25% menjadi $75,81 per barel.
Minyak telah mengalami aksi profit taking setelah sebelumnya naik ke level tertinggi tiga minggu. Reli ini sebagian besar didukung oleh ekspektasi pasokan AS yang lebih ketat seiring dengan mendekatnya musim panas atau musim perjalanan.
Peringatan dari menteri energi Arab Saudi untuk tidak melakukan shorting minyak juga mendorong harga. Namun, hal ini diimbangi oleh meningkatnya kekhawatiran akan gagal bayar utang AS, ditengah para legislator mengisyaratkan sedikit kemajuan dalam mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang.
Gagal bayar utang AS diperkirakan akan membuat negara AS masuk ke dalam resesi dan berpengaruh besar terhadap perekonomian global, dengan ditetapkannya tenggat waktu gagal bayar pada 1 Juni oleh Menteri Keuangan AS ‘Janet Yellen.
Sementara itu, Menguatnya dolar AS juga menekan harga minyak, karena ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi mendorong greenback ke level tertinggi dalam dua bulan terhadap sejumlah mata uang.
Notulen dari pertemuan Federal Reserve AS pada bulan Mei, yang dirilis pada Rabu waktu setempat, menunjukkan meskipun para pengambil kebijakan merasa ragu-ragu dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut di bulan Juni dan mereka juga tidak memberikan isyarat untuk memangkas suku bunga tahun ini, Hal ini bisa menghadirkan prospek hawkish untuk dolar.
Dolar yang lebih perkasa membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi para pembeli internasional, sehingga menghambat permintaan.