Berkembangnya teknologi informasi mendukung investasi di bidang keuangan yang cukup signifikan. Saat ini telah tersedia berbagai macam fasilitas keuangan yang bisa diakses dengan mudah melalui internet. Hal tersebut mendukung semakin mudahnya akses di bidang investasi. Berbagai macam instrumen investasi dapat dilakukan dengan berbagai pilihan yang begitu mudah.
Akan tetapi, Perkembangan teknologi tersebut juga harus didukung oleh kemampuan dan kecerdasan dalam mengelola dana yang akan di investasi tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan niat dan kemauan yang besar untuk mempelajari dengan baik dan tepat.
Mengenal Apa itu Reksadana
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana yang berasal dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang terkumpul tersebut nantinya akan dikelola oleh seorang yang profesional (manajer investasi) sehingga pemilik modal tidak perlu repot dalam memilih dan mengelola dana tersebut.
Baca Juga : Lebih menguntungkan mana investasi emas batangan atau perhiasan
Sekarang investasi reksadana juga lebih mudah diakses bisa membelinya secara online dan juga bisa melakukan berbagai tindakan, seperti top-up, menjual, mengalihkan dan juga memantau hasilnya. Selain itu, Reksadana juga kini sudah bisa dilakukan secara otomatis menggunakan fasilitas autodebet dari rekening pribadi yang anda miliki.
Hal tersebut sangat memudahkan, di mana beragam mengenai investasi sudah bisa dilakukan dengan mudah hanya dengan menggunakan Hp.
Risiko dalam Berinvestasi Reksadana
Dalam berinvestasi tentu ada keuntungan yang didapat di dalamnya, tetapi juga dibarangi dengan risiko. Risiko inilah yang nantinya manjadi alasan utama bagi Anda untuk memahami serta mempelajari produk reksadana yang akan menjadi pilihan investasi Anda. Karena dengan pemahaman yang masih minim akan membawa Anda pada kerugian.
Untuk meyakinkan Anda dalam investasi reksadana, sangat penting untuk memahami risiko dan juga tugas dari pihak yang terlibat di dalamnya. Berikut ini beberapa poin resiko berinvestasi reksadaana.
- Biaya Investasi Reksadana
Dalam transaksi jual beli, Pemodal atau investor harus membayar biaya yang harus di keluarkan terkait investasi reksadana. Biaya ini berimbas pada return yang harus diterima investor, karena hasil dari investasi reksadana akan dikurangi untuk membayar biaya.
Biaya tersebut tidak hanya mencakup fee untuk Manajer Investasi tetapi juga untuk biaya penyimpanan (kustodian), marketing dan operasional Reksadana. Namun, jika menggunakan platform online, biaya yang di keluarkan bisa berkurang secara signifikan.
- Butuh Waktu Dalam Pencairan (Likuiditas)
Berbeda dengan tabungan jika nasabah membutuhkannya bisa diambil setiap saat, Deposito juga begitu, hari ini Anda ingin cairkan maka di hari yang sama uang sudah bisa cair.
Baca Juga : Mengenal apa itu saham dan bagaimana cara memulai trading saham
Sementara, Pencairan Reksadana membutuhkan waktu minimal 3-4 hari kerja sejak perintah pencairan sampai dana masuk rekening investor. Karena investasi reksadana likuiditasnya berbeda dengan tabungan, Investasi bisa memberikan return lebih besar sementara tabungan likuiditasnya sangat kecil.
- Manager Reksadana Bangkrut
Meskipun kemungkinannya sangat kecil, yang bisa terjadi pada investasi reksadana adalah dana yang di investasikan tidak bisa dicairkan sebab di dalam bisnis keuangan apapun hal itu bisa saja terjadi.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Meskipun manager investasi Anda dan perusahaannya bangkrut, bukan berarti dana Anda juga ikut hilang.
Pada dasarnya dana investasi tersebut berada di dalam sebuah bank kustodian dan bukan berada pada manager investasi yang Anda gunakan jasanya. Dengan begitu, dana yang di investasikan tersebut akan tetap aman dan tidak hilang.
- Bank Kustodian Mengalami Kebangkrutan
Reksadana termasuk dalam jenis investasi yang tidak dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). reksadana hanya bersifat dana titipan saja yang di setorkan di dalam keuangan perbankan. Artinya, dana yang di setorkan tersebut tidak tercantum di dalam laporan keuangan bank tersebut. di mana kedudukan reksadana tidak dapat masuk kedalam aset sitaan bank jika sewaktu-waktu bank kustodian tersebut mengalami kebangkrutan.
Itulah beberapa resiko investasi reksadana, Jika kita pahami memang investasi ini menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan dan deposito. Namun, Terdapat pula sejumlah resiko yang harus diterima.
Kewajiban kita sebagai pemilik modal untuk memahami resiko tersebut dan mencari solusi, Bukannya malah menghindari atau malah khawatir setelah tahu akan resiko tersebut.
Silahkan beri penilaian untuk artikel ini: