Dolar AS pada hari Selasa 14 April 2020 turun ditengah Pandemi COVID-19 yang memberikan tantangan dan dampak yang sulit terhadap laporan keuangan beberapa perusahaan di Amerika Serikat.
Kesulitan ini muncul setelah AS mengumumkan pada Kamis pekan lalu bahwa 16 juta lebih warganya mengharapkan tunjangan pengangguran sejak 21 Maret.
Dalam perdagangan indeks dolar AS melemah sekitar 0,05% menjadi 99,284. Pada Pair USD/JPY turun 0,04% di 107,73. Pair USD/CNY melemah 0,02% ke 7,0489. Sementara itu, Pada Pair AUD/USD menguat 0,35% ke 0,640. pair NZD/USD naik 0,25% di 0,6100. pair GBP/USD naik 0,30% di 1,2545.
Di saat jumlah kasus covid-19 yang terus mengalami peningkatan dan kini secara global telah mendekati angka sekitar dua juta, arah pembicaraan telah berbalik lantaran negara-negara dapat kembali memulai kegiatan ekonomi.
Para Analis mengatakan, Mulainya kegiatan ekonomi ini seharusnya berdampak negatif terhadap dolar.
Selama sepekan berita-berita menunjukan hal yang baik yang telah mendorong sentimen aset berisiko, ungkap kepala global strategi valuta asing “Mark McCormick” di TD Securities kepada CNBC.
Lebih lanjut, “Kami tidak berharap pandemi ini berlangsung lama. Ketika kita meninggalkan fase pada posisi puncak krisis, pasar harus menghadapi data fundamental dan ketidakpastian. Strategi terakhir sedikit demi sedikit dilalui. Ini adalah penyesuaian dan awal peristiwa ekonomi yang naik turun. Sehingga, kami perkirakan terjadi lonjakan lain untuk USD. kata Mark McCormick.
Di sisi lain, Dua negara yang paling terdampak covid-19 hingga saat ini telah melonggarkan tindakan pembatasan bagi warganya. Spanyol telah mengizinkan sekitar 300.000 pekerja informal untuk kembali bekerja, sementara Italia juga mengizinkan sejumlah kecil perusahaan melanjutkan operasional pada minggu ini.