Harga Minyak Awal Pekan Anjlok Lebih Dari 3 % Usai Data China

Harga minyak pada perdagangan Senin petang 2 Agustus 2021 jatuh lebih dari 3 %, ditengah kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi di China, Sebagai negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia yang berpotensi menghantam prospek permintaan bahan bakar.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka AS merosot sebesar 3,76% menjadi $71,14 per barel. Sedangkan, Harga minyak Brent Berjangka turun 3,41% menjadi $72,82 per barel.

Aktifitas bisnis di Negara China terbebani oleh besarnya biaya bahan baku, banjir di berbagai wilayah baru-baru ini, pemeliharaan peralatan, dan wabah varian terbaru Covid-19, dengan mencatat laju pertumbuhan paling lambat hampir 1,5 tahun.

Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) China lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 50,3 pada bulan Juli. Sedangkan, rilis data PMI manufaktur dan non-manufaktur pada hari Sabtu sebesar 50,4 dan 53,3.

“China telah memimpin pemulihan ekonomi di Asia dan jika terus terjadi perlambatan, kekhawatiran akan meningkat bahwa prospek permintaan minyak mentah global akan mengalami penurunan secara signifikan, dan ada kemungkinan tidak akan pulih sampai vaksinasi global membaik, Kata Analis Senior OANDA ‘Edward Moya, Seperti dikutip laman Reuters.

Adapun, Produksi minyak OPEC+ pada bulan Juli meningkat ke level tertinggi sejak April 2020. Organisasi ini akan semakin mengurangi pembatasan produksi pada 1 Agustus dan seterusnya. Seiring dengan “Arab Saudi” yang telah menghentikan pemangkasan pasokannya secara sukarela.

Sementara itu, Jumlah kasus harian Covid-19 terus meningkat secara global. Namun, diharapkan peluncuran vaksinasi yang lebih tinggi dapat mencegah di terapkannya kembali pembatasan yang berpotensi menekan permintaan bahan bakar.

Disisi lain, Investor terus menunggu Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau yang lebih dikenal OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyaknya.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment