Menurut para analis¸ investor yang berinvestasi di bidang emas perlu membuat perayaan saat menuju akhir minggu lalu karena logam mulia tetap tangguh dan berhasil menang di dalam minggu yang sulit.
Kepala strategi komoditi di Saxo Bank, Ole Hansen menyatakan bahwa banyak berita-berita negatip muncul yang menyerang emas termasuk dolar AS pada ketinggian dua tahun terakhir dan rilis data ekonomi yang positif dari yang diperkirakan sebelumnya.
Perkiraan resmi yang dilihat pada pertumbuhan GDP AS kuartal pertama tumbuh sebesar 2.1 persen, namun ekspektasi pada realistiknya lebih tinggi lagi, khususnya dari Fed Atlanta yang menyebutkan tumbuh sebesar 2.7 persen. Kenyataannya justru angka yang keluar 3.2 persen, jauh melebihi dari yang diperkirakan sebelumnya. Angka ini merupakan kejutan yang paling besar dan memiliki dampak yang signifikan.
Ketangguhan Emas Ditengah Kuatnya Dolar AS
Meskipun semua rilis berita yang negatip atas emas, Logam mulia ini berhasil mempertahankan support pada moving average 200 hari, yang sekarang ini berada pada kisaran $1,267 per ons. Sekarang pakar analisis memperkirakan akan potensi dari emas untuk bangkit kembali ke level $1.300 dalam jangka pendek.
Harga emas berakhir pada ketinggian mingguan pada hari Jumat. Emas berjangka bulan Juni terakhir diperdagangkan pada $1,288.70 per ons, naik sekitar 1.7 persen sejak minggu yang lalu. Namun, emas bisa melewati tekanan dari pertemuan Fed akan kebijakan moneter dan rilis data employment bulan April.
Jika the Fed menunjukan nada yang optimis yang dapat memberikan signal kepada para pelaku pasar bahwa mereka siap untuk mengubah lagi tentang kebijakan moneterhya, dan hal itu tidak akan baik bagi sebagian saham, yang sudah mulai kelihatan rentan pada rekor ketinggian saat ini. Kata Hansen, Kepala strategi komoditi di Saxo Bank
Hansen juga menambahkan bahwa pasar saham rentan terhadap kenaikan di dalam volatilitas di pasar, yang akan menguntungkan bagi emas.
Namun, tidak semua pakar analis optimis terhadap harga emas dalam jangka pendek dengan adanya data ekonomi AS sekarang ini tidak membenarkan sikap yang “dovish” dari The FED, karna bertolak belakang dengan perkiraan pasar.